Jumat, 04 Maret 2011

KBRI Kuwait Punya Gawe


Suasana Ngantri Dan Konsultasi
Tentang Amnesty
Rasanya baru kemarin saya menyaksikan KBRI Kuwait masih terhuyung huyung bangun dari tidur (Baca : Ini Dia KBRI Kuwait). Sekarang, awal bulan Maret 2011 saya sudah melihat telah berlari sangat kencang. Memang masih urusan klasik, yaitu mbak Sri, mbak Nur dan mbak Jum yang sedang tersandung masalah Pelanggaran Ijin Tinggal.. Tentu belum sekencang seperti yang kita harapkan, tetapi paling tidak Hajatan Besar KBRI pada cerita dibawah bisa menunjukkan usaha keras kita untuk membantu mbak Sri, mbak Nur dan mbak Jum yang selama ini harus umpet umpetan dengan polisi karena pelanggaran ijin kerja dan ijin tinggalnya.


Tidak Puas, Tanya Langsung
Ke Pak Dubes RI Di Kuwait
Ferry Adamhar SH, LLM
 Pada 25, 26 February 2011, bertepatan dengan Independence & Liberation Day Of Kuwait, Amir Kuwait memberi hadiah bagi para Pelanggar Ijin Tinggal/Ijin Kerja, yaitu berupa Amnesty (Baca :.Illegal Can Leave Without Fines).  Pengampunan dari Pemerintah Kuwait bagi para pelanggar ini jelas sangat positif. Tanpa ada pengampunan dari pemerintah Kuwait, maka akan terasa sangat memberatkan sekali karena harus berurusan dengan pengadilan atas pelanggarannya dan pengadilan bisa memutuskan denda yang bisa mencapai Rp 10 Juta atau bahkan lebih dan juga harus menginap dipenjara karena pelanggarannya. Hal inilah yang paling ditakuti oleh para pelanggar ijin tinggal, disamping denda besar juga akan di’black list’ oleh Pengadilan Kuwait dan tidak akan bisa masuk kembali ke Kuwait.

Complain Langsung ke Pak
Dubes Ferry Adamhar SH, LLM
Siapa Takut
Dengan adanya Amnesty ini, para pelanggar bisa memilih untuk pulang ke tanah air atau menghapus istilah ‘Illegal’ menjadi ‘Legal’ melalui proses normal seperti biasanya tanpa khawatir namanya tercantum dalam daftar hitam Kuwait. Semua Bandara, Pelabuhan maupun Border dibuka lebar lebar bagi yang ingin meninggalkan Kuwait. KBRI pun langsung punya gawe atau hajatan besar. Baca : Passport holders can leave from any port: Al-Kandari


Sabar Mbak, Semua Dilayani
Sampai Mbak Bisa Pulang
Blog ini bukan blog berita dan tidak saya tulis dengan bahasa jurnalistik tetapi cukup saya tulis dengan bahasa santai yang mudah anda mengerti. Ada sesuatu yang sedang berubah di KBRI Kuwait yang saya rasakan beberapa minggu terakhir ini sehubungan dengan adanya Amnesty dari pemerintah Kuwait diatas. Yaitu Komunikasi ke masyarakat Indonesia saat ini begitu effektif dan cepat. KBRIku benar benar membuka diri dan mendekat dengan masyarakat Indonesia di Kuwait. Tidak salah kalau saat ini punya Motto "Kepedulian Dan Keberpihakan Pada Rakyat Indonesia"

Pindah Ruang, Mumet...
 Jauh hari sebelum Amnesty dikeluarkan dan masih menjadi issue nasional Kuwait, jauh hari sebelum seluruh media gegap gempita dengan berita Amnesty, KBRI Kuwait telah secara intensif mengkomunikasikan Visi dan Misi KBRI Kuwait kedepan. Contoh sederhana adalah melalui Acara Pertemuan Komunitas Indonesia di Kuwait, IATMI. Facebook juga dimanfaatkan untuk komunikasi langsung dengan seluruh masyarakat Indonesia Di Kuwait. Nama account fb groupnya adalah KBRI Kuwait, mudah diingat dan informative. Hanya dalam hitungan hari saja jumlah 'follower'nya sudah ratusan.

Staff KBRI Kuwait
Kaget Tiba Tiba Ngganteng
Sendiri Ditengah Mbak Sri,
Mbak Nur dan mbak Jum
Tidak itu saja, Satgas langsung dibentuk beberapa saat sebelum pengumuman resmi tentang Amnesty keluar. Beberapa pertemuan dilakukan untuk menjaring warga Indonesia pelanggar ijin tinggal/ijin kerja sebanyak mungkin. Setiap distrik punya perwakilan masing masing dan sebut saja sebagai Team Jemput Bola yang bertugas untuk menginformasikan, menjelaskan dan memastikan ‘getok tular’ kabar gembira ini benar benar sampai dan tidak terkontaminasi oleh berita berita negative yang juga beredar dikalangan para pelanggar ijin tinggal.


Photo Photoan Di KBRI
Terakhir Sebelum
Pulang Ke Indonesia
Hasilnya cukup bagus, hari pertama pendaftaran tanggal 1 Mar 2011 tercatat 134 orang memohon SPLP (Surat Perjalanan Laksana Passport) di KBRI Kuwait, dan hari kedua meningkat dua kali lipat menjadi 316 orang, hari berikutnya diharapkan akan lebih banyak lagi. Hotline No untuk melayani pertanyaan melalui telpon juga dibuat dengan nomor 60671392 dan 60617951. Celakanya, saking populernya nomor ini membuat repot staff KBRI. Mulai dari Pelanggar Ijin Tinggal, calo/makelar tenaga kerja dan orang isengpun ikut berpartisipasi menelepon dan bertanya macam macam. Saya perhatikan Staff KBRI yang bertugas mengangkat telponpun sering gregetan dan menjawab yang itu itu juga ‘Harus Datang Sendiri Dan Tidak Boleh Diwakilkan’,’Gratis Tidak Dipungut Biaya Sepeserpun’,’Jangan Mau Kalau Ada Orang Yang Mengatakan Bisa Menguruskan Dengan Bayaran’. Sempat juga saya dengar ada penelepon dari Jahra yang mengatakan ada 50 orang tidak bisa datang ke KBRI dan penelpon akan mewakilinya. Setelah telpon ditutup langsung tertawa lebar ‘Makelar……..’. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan menuliskan komentar dengan bahasa yang jelas, sopan dan beradab.